Minggu, 30 April 2017

Ciri Masyarakat Modern & Perkembangannya - SISTEM SOSIAL INDONESIA

Ciri Masyarakat Modern & Perkembangannya - SISTEM SOSIAL INDONESIA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita lihat dari akal sehat Ciri Masyarakat Modern & Perkembangannya adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Bidang-bidang kehidupan manusia tersebut ini lah yang telah dimasuki oleh nilai-nilai modernisasi sehingga dalam suatu proses-proses sosial nilai-nilai itu selalu dikedepankan.
Nilai-nilai modern yang menonjol dari pada kehidupan individu dan masyarakat itu sendiri yaitu, nilai rasionalistas, individualitas, materialitis, disiplin, kemandirian. Nilai-nilai ini telah merasuki kehidupan masyarakat sehingga dalam pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat telah terbentuk oleh nilai-nilai modern tersebut. Maka dari itu, penyebab itulah dan serta Hal inilah yang akan menjadi topik dan melatar belakangi disusunnya makalah ini.


B. Batasan Masalah

Hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
  1. Pengertian masyarakat modern
  2. Ciri-ciri masyarakat modern
  3. Aspek-aspek masyarakat modern
  4. Problematika masyarakat modern
  5. Pengertian bangsa modern








BAB II
PEMBAHASAN

A.   Masyarakat Modern

1. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern yaitu kumpulan masyarakat yang sebagian besar orangnya mempunyai suatu nilai budaya yang mengedepankan ke kehidupan dalam perkembangan dunia masa kini. 

Masyarakat modern cenderung bebas dari kekuasaan budaya lama. Hal ini disebabkan karena perkembangan zaman yang bergitu pesat. Perubahan-perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam mencapai kemajuan itu, masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.

Pada umumnya masyarakat modern di Indonesia disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota. Pengertian kota secara sosiologi terletak pada sifat dan ciri kehidupannya dan bukan ditentukan oleh menetapnya sejumlah penduduk di suatu wilayah perkotaan. Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa tidak semua warga masyarakat kota dapat disebut masyarakat modern, sebab banyak orang kota yang tidak mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan peradaban dunia masa kini, misalnya gelandangan atau orang yang tidak jelas pekerjaan dan tempat tinggal.


2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern

Ada beberapa tokoh yang mencoba menjelaskan ciri-ciri masyarakat modern. Amin Rais menyatakan bahwa suatu abad dapat dikatakan modern apabila memiliki ciri-ciri: 
  • Informasi tanpa batas-berkat teknologi komunikasi yang semakin maju, produktif, dan efektif-sehingga dapat menjangkau seluruh penjuru dunia. 
  • Nilai moral semakin longgar, yang ditunjukkan dengan semakin kaburnya batas antara halal dan haram maupun baik dan buruk. 
  • Semakin tumpulnya peri kemanusiaan.
  • Sangat mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
  • Kehidupan masyarakat yang semakin materialistik.




Alex Inkeles dan David Smith, sebagaimana dikutip oleh Arfan Gaffar, memberikan 5 (lima) ciri individu masyarakat yang telah modern, yaitu: 
  • Opens to new experience (keterbukaan untuk menerima hal-hal baru).
  • The realism of growth of opinion (memiliki kemampuan untuk membentuk dan menyatakan pendapat menyangkut permasalahan di sekitarnya). 
  • The readiness for social change (siap menerima perubahan sosial). 
  • The need of information (membutuhkan dan selalu mengikuti informasi perkembangan). 
  • Oriented to world future and punctuality (berorientasi ke depan).
Sedangkan Zakiah Daradjat mendefinisikan (zaman) modern dengan indikator-indikator sebagai berikut:
  • Meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
  • Munculnya individualisme dan egoisme.
  • Persaingan dalam hidup.
  • Keadaan yang tidak stabil.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan modern ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat cenderung individual, materialis, dan menurunnya minat terhadap agama.


3. Aspek-Aspek Masyarakat Modern


a. Aspek mental manusia
  • Cenderung didasarkan pada pola pikir serta pola perilaku rasional atau logis, dengan cirri-ciri menghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif, percaya pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
  • Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain.






b. Aspek teknologi
  • Teknologi merupakan faktor utama untuk menunjang kehidupan ke arah kemajuan atau modernisasi.
  • Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.
c. Aspek pranata sosial

1) Pranata Agama
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diakibatkan karena sekularisme.

2) Pranata Ekonomi
  • Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata.
  • Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
  • Kesamaan kesempatan kerja antar pria dan wanita sangat tinggi.
  • Kurang mengenal gotong-royong.
  • Dibedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.
  • Hampir semua kebutuhan hidup masyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
3) Pranata Keluarga
  • Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemah dan longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis.
  • Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
4) Pranata Pendidikan
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya. 

5) Pranata Politik
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokrasi masyarakat.










4. Problematika Masyarakat Modern

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tulang punggung modernisasi tanpa disadari telah membuka peluang yang besar terhadap penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri yang mengakibatkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan hidup.

Kerusakan lingkungan hidup di sini tidak semata-mata kerusakan fisik (yang tampak) pada alam semesta saja, namun juga kerusakan “lingkungan hidup” manusia yang berupa tata nilai kehidupan.
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi melahirakan beberapa problema dalam kehidupan masyarakat modern sebagai berikut:


a. Degradasi moral

Kehidupan modern yang teramat kompetitif telah pula merubah pola berfikir manusia. Kebutuhan yang besar dalam hidup berakibat pada perubahan mendasar pada etos kerja manusia.

Manusia modern sangat dikenal dengan etos kerja yang tinggi di mana sistem kerja mereka tidak mengenal batas dan kepuasan serta lepas dari hegemoni agama. Sehingga hasil positif disikapi tanpa rasa syukur dan kegagalan dalam tugas mereka sikapi dengan sikap mudah putus asa dan kehilangan pegangan.

Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik, maka manusia akan dengan mudah menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Jika hal ini terjadi, maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang, baik ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya.
Sehingga akan memunculkan manusia yang modern (maju) dalam ilmu dan pengetahuan namun mundur (mengalami penurunan) dalam hal moralitas.



















b. Kehampaan spiritual

Persoalan besar yang muncul di tengah-tengah manusia modern sekarang ini adalah terjadinya krisis spiritual. Hal ini bisa terjadi karena adanya dominasi rasionalitas dalam pengembangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dominasi rasio dalam iptek telah menjadikan sekulerisme sebagai mentalitas zaman dan spiritualisme sebagai anatema bagi kehidupan modern.

Selama ini orientasi masyarakat modern hanya menyentuh sisi lahiriah yang bersifat material (duniawi) semata. Sedangkan kebutuhan rohaniah (spiritual) terabaikan  dan dikesampingkan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya ketimpangan karena tidak adanya keseimbangan manusia modern dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Maka tidak mengherankan jika manusia modern banyak mengalami kegelisahan atau keresahan dalam hidupnya. Mereka tidak menemukan ketenteraman batin, bahkan keadaan ini akan semakin parah apabila tekanan terhadap kebutuhan materi semakin meningkat sehingga keseimbangan akan semakin rusak.



c. Hilangnya makna dan nilai hidup

Menurut Nurcholis Madjid persoalan serius yang tengah dihadapi oleh manusia modern adalah hilangnya hidup bermakna (meaning life). Faktor-faktor penyebabnya antara lain, tekanan yang amat berlebihan dalam segi material kehidupan.

Kemajuan dan kecanggihan dalam cara mewujudkan keinginan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan material yang merupakan ciri utama zaman modern ternyata harus ditebus manusia dengan ongkos yang amat mahal, yaitu hilangnya kesadaran akan makna hidup yang lebih mendalam.

Definisi “sukses” dalam perbendaharaan kata manusia modern hampir-hampir identik hanya dengan keberhasilan mereka dalam mewujudkan angan-angan dalam kehidupan material. Ukuran “sukses” dan “tidak sukses” kebanyakan terbatas hanya kepada seberapa jauh orang bersangkutan menampilkan dirinya secara lahiriah dalam kehidupan material.Pada gilirannya, manusia modern pun mengabaikan “kesuksesan rohaniah” yang sebenarnya sudah built indalam dirinya. Pengabaian terhadap “kesuksesan rohaniah” inilah yang berimplikasi pada gersangnya spiritual.






Manusia modern yang telah kehilangan makna dan pegangan hidup akan cenderung melampiaskan kekecewaan dalam reaksi negatif. Reaksireaksi frustasi negatif yang merupakan upaya-upaya pembelaan diri negatif antara lain:
  • Agresi: kemarahan yang meluap-luap dan melakukan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar.
  • Rasionalisasi: proses pembenaran terhadap dirinya sendiri dan menyalahkan orang lain yang dianggap sebagai biang keladi kegagalan yang ia alami.
  • Narsism: cinta diri yang ekstrim, paham yang menganggap diri sangat superior dan penting sehingga ia tidak perlu mengetahui dan memikirkan orang lain.
  • Autisme: gejala menutup diri sendiri secara total dan tidak mau lagi berhubungan dengan dunia luar.

d. Teralienasi

Manusia modern sering mengalami keterasingan terhadap dirinya sendiri. Mereka seringkali tidak mampu memahami pribadi dan keinginan hidupnya sendiri.

Hal itu terjadi karena beberapa sebab-sebab yang didasari Teralienasi sebagai berikut :
1). Suatu Perubahan kehidupan sosial manusia yang berlangsung sangat cepat
2). Hubungan manusia yang berlangsung gersang ataupun renggang / hambar
3).   Masyarakat yang semula homogen sudah berubah menjadi heterogen.

e. Neurosis

Kehidupan modern yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang transportasi dan komunikasi yang melahirkan dan meningkatkan arus urbanisasi juga mengakibatkan disintegrasi personal yang parah. 

Sebab-sebab neurosis selain faktor internal, pribadi yang sangat labil, tidak imbang kemampuan dan kemauannya sangat lemah, frustasi, dan konflik-konflik emosional, adalah adanya tekanan sosial dan kultural yang sangat kuat dan berat yang menimbulkan kecemasan dan ketegangan dalam batin kronis.
















f.  Psikosis 

Psikosis merupakan gangguan mental parah yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian. Sehingga orang yang menderita psikosistidak dapat mengadakan relasi sosial dengan dunia luar karena terdapatnya gangguan pada karakter dan fungsi intelektual.

Selain itu juga sering mengalami ketakutan hebat, mengamuk, dan juga melakukan usaha-usaha bunuh diri. Dalam kehidupan sehari-hari penderita psikosis lebih dikenal dengan istilah “orang gila”.



B. Bangsa Modern
Bangsa modern mempunyai arti sebagai suatu institusi yang memiliki arsitektur rasional melalui pembentukan struktur penataan yang rasional, dimana salah satu perkembangan penting yang pertama adalah terjadinya sentralisasi kekuasaan dengan menghancurkan otonomi dari komunitas-komunitas lokal pada masa pra negara modern. 




























BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan
Berdasarkan Rangkuman yang telah ditulis di makalah ini tentang masyarakat modern dan bangsa modern ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Masyarakat / Manusia modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. 
2.      Bangsa modern mempunyai arti sebagai suatu institusi yang memiliki arsitektur rasional melalui pembentukan struktur penataan yang rasional, dimana salah satu perkembangan penting yang pertama adalah terjadinya sentralisasi kekuasaan dengan menghancurkan otonomi dari komunitas-komunitas lokal pada masa pra negara modern.
B. Saran
Di dalam hal ini perlu dilakukan pengambilan nilai positif dan negatif, mengambil makna yang benar benar tepat dalam melihat sisi pandang kehidupan serta perkembangan masyarakat modern dan bangsa modern.



DAFTAR PUSTAKA

Rais, Amin. 1998. Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan. Bandung:

Daradjat, Zakiah. 1993. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Haji
Masagung.

Ifzanul. Masyarakat Tradisional, Masyarakat Transisi, Masyarakat Modern,
Masyarakat Pedesaan, dan Masyarakat Perkotaan. 2010.


Gaffar, Arfan. 1993. Modern dan Islam; Dua Kutub yang Bertentangan dalam
Al-Qur’an dan Tantangan Modernitas. SIPRESS: Yogyakarta.
Load disqus comments

0 komentar