Minggu, 30 April 2017

Lapisan Masyarakat Stratifikasi Sosial - SOSIOLOGI


LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL)



A. Pengantar
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap halhal
tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan material daripada kehormatan,
misalnya, maka mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan material akan menempati
kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut
menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu
kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.
Bahkan pada zaman kuno dahulu, filosof Aristoteles mengatakan di dalam negara
terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat dan yang berada di tengahtengahnya.
Ucapan demikian sedikit banyak membuktikan bahwa di zaman itu, dan
sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan
bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Seorang sosiolog terkemuka yaitu Pitirim A. Sorokin,
pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap
masyarakat yang hidup teratur. Barangsiapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam
jumlah sangat banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas. Mereka yang
hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat
mempunyai kedudukan yang rendah. Di antara lapisan yang atasan dan yang rendah itu, ada
lapisan yang jumlahnya dapat ditentukan sendiri oleh mereka yang hendak mempelajari
sistem lapisan masyarakat itu. Biasanya golongan yang berada dalam lapisan atasan tidak
hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi
kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Mereka yang memiliki uang banyak, akan
mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedang mereka
yang mempunyai kekuasaan besar, mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu
pengetahuan. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut, dalam sosiologi dikenal dengan
Social Stratification. Kata stratification berasal dari stratum yang berarti lapisan. Pitirim A.
Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi
dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya menurut Sorikin, dasar dan inti lapisan masyarakat
tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung
jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan
tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalistis, demokratis, komunistis dan lain
sebagainya. Lapisan masyarakat tadi, mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan
bersama di dalam suatu organisasi sosial. Misalnya pada masyarakat-masyarakat yang
bertaraf kebudayaan masih bersahaja. Lapisan masyarakat mula-mula didasarkan pada
perbedaan seks, perbedaan antara pemimpin dengan yang dipimpin, golongan budak dan
buka budak, pembagian kerja dan bahkan juga suatu pembedaan berdasarkan kekayaan.
Semakin rumit dan semakin maju teknologi sesuatu masyarakat, semakin kompleks pula
sistem lapisan masyarakat. Pada masyarakat-masyarakat yang kecil serta bersahaja, biasanya
pembedaan kedudukan dan peranan bersifat minim, karena warganya sedikit dan orang-orang
yang dianggap tinggi kedudukannya juga tak banyak baik macam maupun jumlahnya. Di
dalam masyarakat yang sudah kompleks, pembedaan kedudukan dan peranan juga bersifat
kompleks karena banyaknya orang dan aneka warna ukuran yang dapat diterapkan
terhadapnya.
Lapisan tersebut, tidak hanya dapat dijumpai pada masyarakat manusia, tetapi juga ada
pada masyarakat hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ada golongan hewan merayap, menyusui
dan lainnya. Bahkan di kalangan hewan menyusui, umpamanya kera, ada lapisan pimpinan
dan yang dipimpin, ada pula perbedaan pekerjaan yang didasarkan pada pembedaan seks dan
seterusnya.
Demikian juga di kalangan dunia tumbuh-tumbuhan dikenal adanya tumbuh-tumbuhan
parasitis, yang sanggup berdiri sendiri dan lain sebagainya. Akan tetapi pembicaraan kita
hanya akan dibatasi pada lapisan masyarakat manusia.
Bentuk-bentuk kongkrit lapisan masyarakat tersebut banyak. Akan tetapi secara
prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam kelas, yaitu yang
ekonomis, politis dan yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.
Umumnya, ketiga bentuk pokok tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang
lainnya, di mana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi. Misalnya, mereka yang termasuk ke
dalam suatu lapisan atas dasar ukuran politis, biasanya juga merupakan orang-orang yang
menduduki suatu lapisan tertentu atas dasar ekonomis. Demikian pula mereka yang kaya,
biasanya menempati jabatan-jabatan yang senantiasa penting. Akan tetapi, tidak semua
demikian keadaannya. Hal itu semuanya tergantung pada sistem nilai yang berlaku serta
berkembang dalam masyarakat bersangkutan.

B. Terjadinya Lapisan Masyarakat
Pitirim A. Sorokin memberi definisi lapisan masyarakat sebagai perbedaan penduduk
atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat. Lapisan-lapisan yang
ada didalam masyarakat ada yang terjadi sengaja maupun tidak sengaja. Pertama, sebuah
lapisan yang terjadi sengaja apabila lapisan itu terbentuk secara otomatis, biasanya lapisan ini
dikategorikan menurut waktu dan tempat. Misalnya kelompok-kelompok yang berusia lanjut
disebut sebagai golongan tua sementara orang-orang yang masih muda disebut golongan
muda. Pada lapisan ini tidak ada terjadinya pemaksaan oleh masyarakat, semuanya terjadi
secara alami. Kedua, lapisan yang terjadi secara sengaja. Lapisan yang ada terbentuk karena
adanya sistem pembagian kekuasaan, organisasi, dan cenderung bersifat memaksa. Lapisan
masyarakat seperti ini umumnya dikarena perbedaan tingkat kekuasaan. Contohnya
organisasi sosial, politik, perusahaan besar dengan kata lain organisasi ini terbentuk karena
adanya organisasi formal. Dalam suatu bidang pemerintah misalnya, seorang pemimpin
memiliki kedudukan yang istimewa, turun sedikit kepada kaki tangannya yang memiliki
posisi yang istimewa jika dibandingkan dengan masyarakat biasanya.
Selain itu ada juga lapisan masyarakat yang bersifat tertutup dan terbuka, sifat
tertutup maksudnya kedudukan atau posisi seorang individu telah ditentukan sebelumnya.
Biasanya sistem seperti ini masih berlaku pada masyarakat realisme yang menganut paham
bahwa seorang manusia telah dilahir dengan kondisi yang telah ditentukan. Jadi, seandainya
ia lahir dari keluaga petani maka ia akan menjadi seorang petani. Sistem ini masih banyak
terdapat di India. Dalam sistem ini lapisan masyarakat disebut dengan kasta. Dimana terdapat
lima kasta utama yang menggambarkan posisi kehidupan seseorang. (1) Kasta Brahma, yaitu
golongan pendeta yang memberikan rohani atau menjadi panutan untuk menunju jalan
kebenenaran intinya kasta ini yang mengatur urusan religi. (2) Kasta Kstaria, yaitu golongan
bangsawan yang kaya, tentara dan prajurit kerajaan. (3) Kasta Waisya, yaitu golongan
pedagang dan petani-petani. (4) Kasta Sudra, yaitu golongan rakyat jelata. (5) Paria, golongan
yang tidak memiliki kasta, pekerjaan mereka cenderung berprofesi sebagai budak,
gelandangan, dan peminta-peminta.
Sistem seperti ini cenderung menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial yang
ujung-ujungnya menuju pada permasalahan sosial atau tindakan krimal yang terjadi ditengah
kehidupan masyarakat. Untuk lapisan sosial yang bersifat terbuka, setiap orang diberi
kesempatan untuk dapat naik maupun turun kebawah lapisan. Sistem seperti ini diterapkan di
Indonesia setiap rakyat diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya asal mampu
bersaing dan dapat berkreasi baik melalui pemikiran mau kreativitas yang bersifat inovatif.
Dialah yang akan menentukan statusnya didalam masyarakat. Dan status yang ia peroleh ini
disebut dengan “Achieve Status”. Setidaknya ada beberapa kriteria yang menjadi penyebab
terbentuknya lapisan-lapisan yang ada dimasyarakat : (1) Kekayaan, orang yang memiliki
kekayaan paling banyak akan ditempatkan sebagai lapisan paling atas atau orang berpunya.
Lapisan ini biasanya mendapatkan perlakuan yang lebih istimewa jika dibanding dengan
orang-orang yang memiliki perekonomian yang rendah. (2) Kekuasaan, sama seperti lapisan
orang nomor satu, seseorang yang memiliki kekuasaan yang teratas mempunyai wewenang
yang sangat besar, sehingga lapisan ini memiliki kesempatan yang besar untuk mengatasi
permasalahan sosial yang terjadi. Tetapi jika terjadi salah wewenang maka tindakan kriminal
memperbudakkan orang lain mungkin saja terjadi. (3) Kehormatan, pada posisi ini
kedudukan seseorang tidak dipandang dari sisi kekayaan atau kekuasaan yang dimilikinya.
Tapi posisi ini terbentuk karena adanya rasa hormat masyarakat kepada seseorang yang telah
berjasa. Biasanya lapisan seperti ini masih banyak terjadi dimasyarakat pedesaan.

C. Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)
Dalam sistem sosial yang bersifat terbuka ini, setiap anggota masyarakat mempunyai
kesempatan untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu atau
malah turun ke lapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang
yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan
masyarakat daripada sistem tertutup. Sistem stratifikasi sosial terbuka bersifat sementara
karena gerak sosial (mobilitas sosial) dari satu status ke status lainnya dapat terjadi setiap saat
dan di mana saja.
Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat terbuka didorong oleh beberapa faktor
sebagai berikut : (1) Perbedaan ras dan sistem nilai budaya (adat istiadat). Perbedaan ini
menyangkut warna kulit, bentuk tubuh, dan latar belakang etnik. Perbedaan ini memberikan
pengaruh pada perbedaan kelas-kelas sosial di dalam masyarakat. (2) Pembagian tugas
(spesialisasi). Pembagian tugas yang semakin jelas di hampir semua masyarakat
menghasilkan spesialisasi (kekhususan) dalam bidang-bidang tertentu. Spesialisasi ini
menyebabkan terjadinya perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dalam suatu sistem kerja
kelompok. (3) Kelangkaan hak dan kewajiban. Apabila pembagian atau alokasi hak dan
kewajiban tidak merata, maka akan terjadi kelangkaan yang menyangkut stratifikasi sosial di
dalam masyarakat.

Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Pada sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan terhadap kemungkinan
pindahnya kedudukan seseorang dari suatu lapisan ke lapisan sosial lainnya. Jadi, dalam
sistem stratifikasi sosial tertutup bersifat tetap. Satu-satunya jalan supaya berada pada suatu
lapisan kelas tertentu adalah melalui kelahiran. Pada stratifikasi ini, gerak sosial tidak dapat
terjadi karena seseorang tidak dapat naik, atau bahkan turun ke kelas sosial lainnya.
Sistem tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Ciri-ciri kasta di
India adalah : (1) Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan/kelahiran. Anak yang
lahir memperoleh kedudukan karena orang tuanya. (2) Keanggotaan yang diwariskan tadi
berlaku seumur hidup oleh karena seseorang tak mungkin mengubah kedudukannya kecuali
bila dikeluarkan dari kastanya. (3) Perkawinan bersifat endogamy artinya harus dipilih dari
orang yang sekasta. (4) Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat
terbatas. (5) Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama
kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma
kasta dan lain sebagainya. (6) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara
tradisional telah ditetapkan. (7) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Sistem pelapisan sosial tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari
satu lapisan ke lapisan yang lain baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Di dalam sistem
pelapisan yang demikian itu satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota atau warga
suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Ada beberapa bentuk sistem stratifikasi
sosial yang terdapat dalam masyarakat, baik sekarang maupun dahulu, yaitu : (1) Sistem
kasta. Istilah kasta berasal dari kata casta (bahasa Portugis). Sedangkan pada masyarakat
India, dikenal dengan istilah Yati dan sistemnya disebut Varna. Menurut Lumberg (1968),
kasta adalah suatu kategori dimana pada anggotanya ditunjuk dan diterapkan status yang
permanen dalam hierarki sosial, serta hubungan-hubungannya dibatasi sesuai dengan
statusnya. Dalam kenyataannya, sistem kasta mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Keanggotaan diperoleh karena warisan atau kelahiran, Keunggulan yang diwariskan berlaku
seumur hidup, Perkawinan bersifat endogami, Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial
lainnya bersifat terbatas, Prestise suatu kasta benar-benar dijaga dan diperhatikan, Kasta yang
lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi sehingga dapat dikendalikan
secara terus-menerus. (2) Sistem kelas sosial. Sistem kelas sosial didasarkan pada status
sosial yang diperoleh dengan usaha-usaha (achieved status). Menurut Karl Marx, suatu kelas
sosial adalah suatu kelas yang mempunyai hubungan sebab akibat dengan alat-alat produksi.
Sedangkan menurut Bernard Barber, kelas sosial merupakan himpunan keluarga-keluarga.
Kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu kelas terkait dengan kedudukan anggota
keluarga lainnya. (3) Sistem feodal. Feodalisme merupakan suatu bentuk organisasi yang
telah muncul didunia ketika masyarakat mengalami revolusi agraris. Dalam sistem ini,
stratifikasi didasarkan pada empat tingkatan dalam masyarakat yang disebut “estate”. Seluruh
penduduk bersumpah untuk mengabdi pada raja yang kekuasaannya dipercaya merupakan
pemberian dari Tuhan. Kaum bangsawan diberikan kepemilikan tanah oleh raja. Kemudian
kaum bangsawan memberikan tanahnya kepada para ksatria yang mengabdi pada kaum
bangsawan tersebut. Pada tingkat yang paling bawah dalam sistem feodal, kaum petani dan
nelayan diberikan hak pengolahan atas sedikit tanah tersebut yang kemudian ditukarkan
dengan hasil produksi yang mereka hasilkan. Hubungan dasar dari feodalisme, diperkuat oleh
adanya upeti. (4) Sistem apartheid. Dalam bahasa Afrika kata apartheid berarti “pemisahan”
yang menggambarkan pemisahan rasial yang nyata antara penduduk kulit putih yang
merupakan kaum minoritas yang memimpin dengan penduduk nonkulit putih yang
merupakan mayoritas. Sistem apartheid mengklasifikasikan orang berdasarkan tiga kelompok
ras besar, yaitu kulit putih (yang merupakan golongan minoritas), Bantu (kulit hitam
mayoritas) dan kulit berwarna (orangh-orang berdarah campuran). Sedangkan ras Asia, India,
dan Pakistan ditambahkan sebagai kategori keempat.

Stratifikasi Sosial Campuran
Dalam sistem sosial ini masyarakat tidak selalu memiliki pelapisan terbuka atau
tertutup. Artinya sebagian masyarakat memiliki pelapisan terbuka dan pelapisan tertutup.
Dalam masyarakat terdapat unsur-unsur yang menggabungkan antara sifat yang terbuka
dan tertutup. Misalnya dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya menerapkan
sistem stratifikasi sosial tertutup, namun dalam bidang-bidang atau unsur-unsur sosial lainnya
seperti ekonomi, budaya, dan lain-lain menggunakan sistem stratifikasi sosial terbuka.
Contohnya dalam masyarakat Bali. Dalam bidang budaya dikenal sistem atau budaya kasta
yang tertutup dan tidak memungkinkan anggota masyarakat berpindah kedudukan sosialnya.
Namun di bidang lain, misalnya bidang ekonomi, masyarakat Bali tidak mengenal kasta dan
bersifat terbuka, artinya tinggi rendahnya kedudukan sosial yang dimiliki oleh anggota
masyarakat tegantung pada kemampuan dan kecakapannya.

Referensi :
Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Veeger, Karel J. 1997. Pengantar Sosiologi Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta. Gramedia.
Load disqus comments

0 komentar