Pengorganisasian - Asas-Asas Management
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita lihat dari akal sehat pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa yaitu kenyataan sulitnya kualitas kesempurnaan pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain. Unsur manusia juga menjadi penyebab runyamnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem kerja ..ubah sistem blabla ". Apa yakin dengan merubah sistem itu menjadi makmur? efisien? dan jikalau sistemnya dirubah, manusia jugalah yang menjalankan. Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Maka dari itu, penyebab itulah dan serta Hal inilah yang akan menjadi topik dan melatar belakangi disusunnya makalah ini.
B. Batasan Masalah
Hal yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Pengorganisasian
2.
Organisasi
3.
Prinsip dan unsure pengorganisasian
4.
Azaz-azaz organisasi
5.
Bentuk-bentuk organisasi
6.
Proses pengorganisasian
7.
Struktur Organisasian
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
A. Pengertian Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah merupakan
fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses
kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah
struktur organisasi.
Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang.
Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan
laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian
wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Pengertian
Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur
organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan
ukuran satuan kerja.
B. Pengorganisasian sebagai Salah satu
Fungsi Manajemen
Setelah kita telah mempelajari
perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen, tentunya kita harus
mempelajari fungsi manajemen lainnya. Salah satu fungsi manajemen adalah
mengetahui pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh
sumber-sumber yang ada dalam organisasi,baik yang berupa sumber daya manusia
maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan.pentingnya
pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau
orang-orang yang menjalankan manajemendalam setiap organisasi.
Fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian,yang sama pula pentingnya dengan fungsi perencanaan karena dalam pengorganisasian seluruh sumber (resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya. Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian,yang sama pula pentingnya dengan fungsi perencanaan karena dalam pengorganisasian seluruh sumber (resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya. Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
c) Prinsip dan unsur pengorganisasian
Prinsip-prinsip
organisasi adalah :
1. Tujuan yang tegas dan jelas
2. Departementasi
3. Pembagian tugas pekerjaan
4. Adanya koordinasi
5. Kesatuan komando / perintah
6. Delegasi wewenang
7. Luas jenjang pengawasan yang jelas
8. Seimbang dan fleksibel.
Unsur organisasi adalah:
1. struktur organisasi
2. tugas, orang
3. keputusan dan imbalan
4. situasi informal
5. budaya.
Perpaduan diantara lima unsur demikian sangat diperlukan agar
saling memperkuat dan menopang konsistensi. Setiap unsur konstruksi organisasi
diserap kuat kualitas sempurna prinsip-prinsip pengorganisasian. Dengan
demikian keberadaan organisasi menjadi patut dipertimbangkan oleh organisasi
lain. Kualitas sempurna pengorganisasian merupakan sebuah dimensi penopang
kehebatan organisasi.
d) Asas-asas organisasi
Adapun
asas- asas Organisasi ialah :
·
Pembagian kerja
·
Asas wewenang dan tanggung jawab
·
Disiplin
·
Kesatuan perintah
·
Asas kepentingan umum
·
Pemberian janji yang wajar
·
Pemusatan wewenang
·
Rantai berkala
·
Asas keteraturan
·
Asas keadilan
·
Kestabilan masa jabatan
·
Inisiatif
· Asas Kesatuan
e) Bentuk-bentuk organisasi
a.
Democratic Decentralized (DD)
Tidak
memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk menangani suatu
tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa berubah/diganti bila ada perubahan
dalam pekerjaan. Keputusan yang dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok, bukan 1
orang
Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di sini adalah komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk organisasi ini.
Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus benar-benar paham akan segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan. Sifat komunikasi antar anggota di sini adalah komunikasi horizontal, karena tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk organisasi ini.
b. Controlled Decentralized (CD)
Memiliki
satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-tugas utama.
Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk
mengkoordinir dan menangani sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan
pemimpin utama. Pemimpin sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group
yang dibentuk berdasarkan pembagian tugas.
Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin utama. Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.
Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antar anggota dalam masing-masing sub group. Sedangkan pengambilan keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin utama. Komunikasi juga tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan secara horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.
c.
Controlled Centralized (CC)
Hanya
ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan ditangani langsung
oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan terhadap suatu masalah berada
di tangan pimpinan utama.
Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
Pimpinan utama ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama. Karena itu sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat vertikal.
f) Proses pengorganisasian
Menurut Stoner (1996)
langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri
dari lima langkah:
1. Merinci
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2. Membagi
beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3. Mengkombinasi
pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4. Penetapan
mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan
yang harmonis
5. Memantau
efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses
pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai
berikut:
1. Pemerincian
seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
3. Pengadaan
dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
g) Struktur Organisasi
Struktur
organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.
Strategi
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.
Teknologi
yang digunakan
3.
Anggota dan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.
Ukuran
organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur
organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi
kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2.
Standarisasi
kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan
3.
Koordinasi
kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran
satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
Bagan
organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau
posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan
organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:
1.
Pembagian
kerja.
2.
Manajer dan
bawahan atau rantai perintah.
3.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokkan
segmen-segmen pekerjaan
5.
Tingkatan
manajemen
BAB III
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN
ORGANISASI
1.
Perkembangan
Organisasi
Sebelumnya kita tau, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai tujuan.
Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-Qur’an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani, sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. al-Maidah/5: 27)
Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani, kerajaan-kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa mereka telah membentuk dan membangun organisasi yang baik.
Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.
Sebelumnya kita tau, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal ini turut mendorong manusia membentuk organisasi untuk mewujudkan cita-citanya. Karena itu, organisasi muncul ketika manusia itu berkumpul dua orang atau lebih.
Bahkan, sebelum manusia terlahir ke muka bumi ini, benih-benih organisasi juga telah tersirat sejak awal proses penciptaan manusia di alam rahim. Seperti yang dijelaskan oleh ilmu kedokteran, sel sperma seorang laki-laki dikatakan normal apabila berjumlah minimal 20 juta sel sperma. Padahal, hanya satu sel yang dibutuhkan untuk melakukan pembuahan dengan sel telur milik sang istri. Peristiwa ini mengisyaratkan bahwa manusia memang ditakdirkan untuk berorganisasi dalam mencapai tujuan.
Demikian pula kisah nabi Adam as sebagai manusia pertama yang diungkap dalam al-Qur’an, ia juga membentuk kelurga bersama istrinya Hawa. Ketika mereka memiliki anak, maka anak-anak tersebut mereka dididik dan diorganisir sedemikian rupa dengan pekerjaan yang berbeda sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti Qabil bekerja sebagai petani, sedangkan Habil sebagai peternak. Hal ini terungkap dalam firman Allah SWT:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. al-Maidah/5: 27)
Sepanjang sejarah perkembangan manusia, juga ditemukan bukti-bukti bahwa organisasi itu telah muncul di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan orang-orang Yunani, kerajaan-kerajaan yang telah dibangun pada masa Romawi juga menunjukkan bahwa mereka telah membentuk dan membangun organisasi yang baik.
Dengan demikian, manusia dan organisasi serta aktivitasnya telah berlangsung lama sejak ribuan tahun silam, tapi yang dibutuhkan dan perlu untuk diketahui adalah akar perkembangan organisasi pada abad ke-18 dan ke-19.
2. Perubahan
pada kondisi yang diinginkan
·
Adam Smith, 1776; Adam Smith telah memberikan kontribusi yang sangat penting
dengan doktrin ekonominya, yaitu spesialisasi bidang kerja atau pembagian tugas
dengan berbagai argumentasi yang sangat dalam. Adam Smith memberikan contoh
pembagian tugas dengan spesialisasi bidang kerja tertentu dalam pabrik
pembuatan peniti. Ada sepuluh orang pekerja dalam pabrik tersebut, setiap orang
mempunyai tugas tertentu dengan mengerjakan suatu bagian kerja tertentu.
Sepuluh orang pekerja tersebut dapat membuat 48.000 buah peniti tiap harinya.
Selanjutnya, jika setiap pekerja mengambil kawat sendiri-sendiri kemudian
meluruskannya, membuatkan ujung batangnya, hasilnya setiap pekerja mampu
membuat satu peniti dalam satu hari. Kalau ada sepuluh pekerja maka dapat
membuat sepuluh peniti setiap hari. Dan spesialisasi bidang pekerjaan tertentu
pada masa sekarang ini sudah barang tentu termotivasi oleh keuntungan yang
berlipat ganda dari doktrin Adam Smith pada 2 abad silam.
·
Charles Babbage, 1832; Charles Babbage adalah seorang
profesor matematika dari Inggris yang telah mengembangkan sistem pembagian
tugas yang telah diartikulasikan pertama kali oleh Adam Smith. Babbage
menambahkan beberapa keuntungan dengan sistem pembagian tugas, yang telah
dikemukakan oleh Adam Smith. Selain keterampilan, menghemat waktu yang
terkadang sering disia-siakan terbuang ketika penggantian tugas satu ke tugas
yang lain.
Keuntungan tersebut yaitu:
- Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
- Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap tingkatan.
- Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keteram¬pilan yang tinggi.
- Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat fisik dengan tugas-tugas tertentu.
- Mempersingkat waktu yang diperlukan untuk belajar suatu pekerjaan
- Menghemat pemborosan material yang diperlukan dalam pelajaran pada tiap tingkatan.
- Memungkinkan untuk menghasilkan tingkat keteram¬pilan yang tinggi.
- Memungkinkan kemampuan untuk membandingkan keterampilan seseorang dan bakat fisik dengan tugas-tugas tertentu.
·
Robert Owen, 1825; Robert Owen adalah orang periling dan berjasa dalam
sejarah perilaku organisasi karena ia adalah seorang industrialis pertama yang
mengingatkan bagaimana sistem pabrik yang sedang tumbuh dan berkembang telah
merendahkan para pekerja. Ia menolak praktik-praktik kekerasan yang ia lihat di
pabrik-pabrik, seperti anak yang bekerja di bawah umur 10 tahun, 13 jam kerja
tiap hari dengan kondisi kerja yang menyedihkan. Owen menjadi seorang reformer,
ia mencek para pemilik pabrik yang memperlakukan peralatan lebih baik
dibandingkan dengan para karyawannya, ia mengkritik mereka yang membeli mesin
dengan harga mahal sementara membayar para pekerja yang menjalankan mesin
tersebut dengan harga sangat murah. Owen mengatakan bahwa mempergunakan uang
untuk meningkatkan para pekerja merupakan salah satu investasi terbaik yang
menjadi pilihan para eksekutif bisnis, ia mengklaim bahwa memperlihatkan
concern kepada para karyawan akan sangat menguntungkan untuk manajemen dan
membebaskan kesengsaraan manusia. Untuk ukuran zaman Owen ia tentu sangat
idealis tapi seratus tahun setelah tahun 1825 ditetapkan jam kerja untuk semua,
undang-undang perburuhan anak, pendidikan untuk umum, perusahaan memberikan
makan pada waktu kerja.
3. Mengenal
Perubahan
Di dalam lingkungan makro, seperti
Anda kenali, terjadi berbagai perubahan yang bersifat alami, seperti siklus
hidup atau life-cycle. Di dalam contoh kita, perusahaan di kota kecil tadi
mengalami perubahan siklus yang tidak disadari oleh pemilik dan seluruh
stafnya. Mereka sudah berada di tahap puncak pertumbuhannya.
Perubahan-perubahan alami serupa ini terjadi pada hidup pribadi Anda, seorang
pemimpin, pengikut, atau orang-orang lain yang terkait dengan organisasi atau
komunitas kita. Perubahan serupa ini terjadi pula dengan sebuah kota,
teknologi, pola pikir, suatu masyarakat, bahkan agama sekalipun. Misalnya,
pemahaman tentang dunia yang dianggap sebagai suatu piring datar dan memiliki
tepi, kini sudah usang. Demikian pula pandangan tentang bumi sebagai pusat tata
surya. Lebih abstrak lagi, paham yang membedakan manusia sebagai kafir atau beriman,
kini semakin banyak ditinggalkan orang dan digantikan dengan paham baru bahwa
semua manusia saling terkait dan unik.
Apa yang harus seorang pemimpin lakukan terhadap perubahan alamiah itu? Terhadap perubahan yang mengikuti siklus hidup tadi, seorang pemimpin perlu senantiasa meneliti dan mempelajari pada tahap mana dari siklus itu ia dan pengikutnya berada. Akan sangat fatal bila ia mengira bahwa organisasinya masih berada pada tahap pertumbuhan yang membutuhkan banyak dana, padahal mereka sudah berada pada tahap uzur dimana dana justru harus dihemat. Disamping itu pula, ia juga harus perlu meneliti secara mendetail kalau-kalau cara memimpinnya tidak lagi cocok untuk suatu tahap baru dari kehidupan organisasinya.
4. Keefektivan
Pengembangan Organisasi
· Menciptakan
keharmonisan hubungan kerja antara pinmpinan dengan staf anggota organisasi
· Menciptakan
kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
· Menciptakan
keterbukaan dalam berkomunikasi
· Merupakan
semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
BAB IV
KOMITMEN ORGANISASI
1) Pengertian Komitmen Organisasi
Komitment organisasi adalah sebagai
suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta
tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam
organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa
keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu
seseorang individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti
memihak organisasi yang merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah
guru merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka
guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komimen yang
kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
2) Bentuk-Bentuk Komitmen Organisasi
1.
Komitmen efektif (effective
comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi,
2.
Komitmen berkelanjutan (continuence
commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya
karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi
atau benefit,
3.
Komitmen normatif (normative
commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang
harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.
3) Proses Pembentukan Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan salah
satu faktor penting bagi kelanggengan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen
organisasi yang kuat dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi
dapat berjalan dengan maksimal. Banyak sekali penelitian-penelitian yang
mengupas dan memahami permasalahan komitmen ornagisasi. Penelitian yang
dilakukan oleh Dunham, Grube dan Castaneda (1994) mengatakan bahwa adanya
komitmen organisasi yang tinggi pada setiap diri individu sangat berhubungan
erat denagn rasa memiliki individu
Miner (1988) menjelaskan bahwa ada tiga tahap proses pembentukan komitmen terhadap organisasi. Tahap-tahap tersebut merupakan serangkaian waktu yang digunakan oleh individu untuk mencapai puncak karir. Tahap-tahap ini adalah:
A. Komitmen awal. Ini terjadi karena adanya interaksi antara karakteristik
personal dan karakteristik pekerjaan. Interaksi tersebut akan membentuk harapan
karyawan tentang pekerjaannya. Harapan tentang pekerjaan inilah yang akan
mempengaruhi sikap karyawan terhadap tingkat komitmen terhadap organisasi.
B. Komitmen selama
bekerja.
Proses ini dimulai setelah individu bekerja. Selama bekerja karyawan
mempertimbangkan mengenai pekerjaan, pengawasan, gaji, kekompakan kerja, serta
keadaan organisasi dan ini akan menimbulkan perasaan tanggung jawab pada diri
karyawan tersebut.
C. Komitmen selama perjalanan karir. Proses terbentuknya komitmen pada
tahap masa pengabdian terjadi selama karyawan meniti karir didalam organisasi.
Dalam kurun waktu yang lama tersebut, karyawan telah banyak melakukan berbagai
tindakan, seperti investasi, keterlibatan sosial, mobilitas sosial, mobilitas
pekerjaan dan pengorbanan-pengorbanan lainnya.
4) Aspek-Aspek Komitmen Organisasi
Komitmen berorganisasi ditandai oleh
suatu keinginan untuk memelihara anggotanya, terlibat dalam bekerja dan
menyesuaikan nilai-nilai pribadi dengan tujuan-tujuan serta kebijaksanaan
organisasi.
1.
Perasaan manunggal dengan tujuan
organisasi (identifikasi), yang meliputi minat dan tujuan yang sama dengan anggota
organisasi lain.
2.
Perasaan terlibat dalam organisasi,
dimana perasaan terlibat pada organisasi merupakan perasaan ikut memiliki dari
karyawan terhadap organisasi.
3.
Perasaan setia atau loyal pada perusahaan,
merupakan kesetiaan individu dengan memberikan dukungan serta mempertahankan
kebijaksanaan organisasi.
5) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi sangat terkait
dengan faktor individu dan juga faktor organisasi (Schultz dan Ellen, 1994). Individu
yang telah berada dalam suatu organisasi lebih dari dua tahun, dan individu
yang memiliki keinginan untuk berkembang, memiliki komitmen organisasi yang
tinggi disbanding dengan individu yang baru masuk didalam suatu organisasi
(Schultz dan Ellen, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh O’ Driscoll (dalam
Schultz dan Ellen, 1994) pada 119 karyawan didaerah New Guenia, menunjukkan
bahwa perkembangan komitmen organisasi akan terlihat setelah enam bulan
individu bergabung didalam suatu organisasi, dan selanjutnya penelitian
tersebut menemukan hubungan yang positif antara komitmen organisasi dengan
kepuasan kerja.atau dapat dikelompokan menjadi 4 bagian.
1. karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan)
2. karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan
3. karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi
4. pengalaman dalam kerja
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
Berdasarkan uraian di atas
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi
diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan, perhatian, kepedulian dan
kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang berhubungan
dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi),
pengalaman dalam kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai
dan tujuan organisasi, keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan
keinginan untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Dan bahwa aspek-aspek komitmen
organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada organisasi atau perusahaan,
kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan dengan ikut
mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi serta adanya
penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan
dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan
terlibat pada organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.
B.
Saran
Mengingat
pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan
dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya
diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang
menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.
Daftar Pustaka
Syani, Abdul. 2009. Pengorganisasian. Google dokumen (doc) tahun 2009
Bowo, Arief. 2008. Pengorganisasian.
Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu buana : Jakarta
Buana, Rahma. 2013.
Pengorganisasian. Blogger dokumen (doc) 2013
0 komentar